Senin, 15 September 2008

Asuhan Keperawatan Anak dengan Meningitis

ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS

ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS


Defenisi

Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.


Etiologi

Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan meningitis serosa.


Meningitis Bakteri

Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus influenza, Nersseria,Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus Aurens, Eschericia colli, Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.


Meningitis Virus

Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti; gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.


Patofisiologi

Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan piamater. Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir melalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum tulang belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari-jari di dalam lapisan subarachnoid.

Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki cairan otak melaui aliran darah di dalam pembuluh darah otak. Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang masuk dapat berjalan ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel.


ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS

Pengkajian Pasien dengan meningitis

Riwayat penyakit dan pengobatan

Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk mengetahui jenis kuman penyebab. Disini harus ditanya dengan jelas tentang gejala yang timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk. Setelah itu yang perlu diketahui adalah status kesehatan masa lalu untuk mengetahui adanya faktor presdiposisi seperti infeksi saluran napas, atau fraktur tulang tengkorak, dll.


Manifestasi Klinik

  • Pada awal penyakit, kelelahan, perubahan daya mengingat, perubahan tingkah laku.

  • Sesuai dengan cepatnya perjalanan penyakit pasien menjadi stupor.

  • Sakit kepala

  • Sakit-sakit pada otot-otot

  • Reaksi pupil terhadap cahaya. Photofobia apabila cahaya diarahkan pada mata pasien

  • Adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI

  • Pergerakan motorik pada masa awal penyakit biasanya normal dan pada tahap lanjutan bisa terjadi hemiparese, hemiplegia, dan penurunan tonus otot.

  • Refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) pada bakterial meningitis dan tidak terdapat pada virus meningitis.

  • Nausea

  • Vomiting

  • Demam

  • Takikardia

  • Kejang yang bisa disebabkan oleh iritasi dari korteks cerebri atau hiponatremia

  • Pasien merasa takut dan cemas.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan tintra kranial. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa.

Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai normal.

Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.

Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.


Pemeriksaan Radiografi

CT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral atau penyakit saraf lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang sudah sangat parah.


Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah :


Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial

Tujuan

  • Pasien kembali pada,keadaan status neurologis sebelum sakit

  • Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris


Kriteria hasil

  • Tanda-tanda vital dalam batas normal

  • Rasa sakit kepala berkurang

  • Kesadaran meningkat

  • Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda tekanan intrakranial yang meningkat.

Resiko terjadi kejang ulang berhubungan dengan hipertermi.

Tujuan : Klien tidak mengalami kejang selama berhubungan dengan hiperthermi

Kriteria hasil :

  • Tidak terjadi serangan kejang ulang.

  • Suhu 36,5 – 37,5 º C (bayi), 36 – 37,5 º C (anak)

  • Nadi 110 – 120 x/menit (bayi)

100-110 x/menit (anak)

  • Respirasi 30 – 40 x/menit (bayi)

24 – 28 x/menit (anak)

  • Kesadaran composmentis

Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hiperthermi.

Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi

Kriteria hasil :

  • Suhu tubuh 36 – 37,5º C, N ; 100 – 110 x/menit,

  • RR : 24 – 28 x/menit, Kesadaran composmentis, anak tidak rewel.

Rencana Tindakan :


Resiko terjadinya injuri sehubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran

Tujuan:

Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran


Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan keterbataaan informasi.

Tujuan : Pengetahuan keluarga bertambah tentang penyakit anaknya.

Kriteria hasil:

  • Keluarga tidak sering bertanya tentang penyakit anaknya.

  • Keluarga mampu diikutsertakan dalam proses keperawatan.

  • keluarga mentaati setiap proses keperawatan.

ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS

DAFTAR KEPUSTAKAAN


  • Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta

  • Kapita Selekta Kedokteran FKUI, (1999) Media Aesculapius, Jakarta

  • Brunner / Suddarth,( 2000). Buku saku keperawatan medikal bedah,EGC, Jakarta,


ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS

Tidak ada komentar: